Rabu, 16 Januari 2019

Pesta Olah Raga Se-asia


Asian Games 
Pesta Olahraga Asia 2018 (bahasa Inggris: 2018 Asian Games, XVIII Asiad), secara resmi dikenal sebagai Pesta Olahraga Asia ke-18 dan Jakarta-Palembang 2018, adalah ajang olahraga wilayah Asia yang diselenggarakan dari 18 Agustus sampai 2 September 2018 di Indonesia, tepatnya di kota Jakarta dan Palembang.

Pertama kalinya, Pesta Olahraga Asia diselenggarakan secara bersamaan di dua kota; ibukota Indonesia Jakarta (yang menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia untuk pertama kalinya pada tahun 1962), dan Palembang, ibukota dari provinsi Sumatera Selatan. Acara diadakan di dan sekitar dua kota tersebut, termasuk lokasi di Bandung dan beberapa tempat di provinsi Jawa Barat dan Banten. Upacara pembukaan dan penutupan Pesta Olahraga Asia 2018 diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. eSports dan polo kano pertama kalinya disertakan sebagai olahraga eksibisi.

Tiongkok memimpin perolehan medali untuk kesepuluh kalinya berturut-turut. Korea Utara dan Korea Selatan berpawai di bawah Bendera Penyatuan Korea pada upacara pembukaan dan, untuk pertama kalinya, berkompetisi sebagai tim bersatu dalam beberapa nomor pertandingan; mereka juga memenangkan satu dan medali emas pertama sebagai tim yang bersatu. Perenang Jepang Rikako Ikee diumumkan sebagai atlet terbaik (MVP) untuk pesta olahraga ini. Dalam ajang olahraga ini 6 rekor dunia, 18 rekor Asia, dan 86 rekor Pesta Olahraga Asia berhasil dipecahkan.Hanoi
Hanoi ditetapkan sebagai tuan rumah Asian Games XVIII pada tanggal 8 November 2012 setelah mengalahkan kota-kota lain yang juga mengajukan diri sebagai tuan rumah, yaitu Dubai dan Surabaya. Dubai menarik diri pada menit terakhir, mengumumkan niat mereka untuk fokus pada tawaran di masa depan. Wakil ketua Komite Olimpiade Nasional UEA membantah penarikan tersebut dan mengklaim bahwa Dubai "tidak mengajukan diri untuk menyelenggarakan Asian Games 2019" dan "hanya dianggap" melakukannya.


Hasil pemungutan suara tuan rumah Asian Games 2018
Kota Negara Hasil
Hanoi Vietnam 29
Surabaya Indonesia 14
Dubai Uni Emirat Arab Mengundurkan diri
Namun, pada Maret 2014, terdapat beberapa kekhawatiran mengenai kemampuan Vietnam untuk menjadi tuan rumah. Hal ini termasuk kekhawatiran apakah anggaran yang diantisipasi sebesar US$150 juta merupakan jumlah yang realistis. Terdapat klaim bahwa pemerintah akhirnya akan menghabiskan lebih dari US$ 300 juta. Selain itu, kritikus khawatir bahwa beberapa stadion yang dibangun bersamaan dengan SEA Games 2003 tidak pernah digunakan lagi sejak saat itu. Mantan ketua Komite Olimpiade Vietnam Ha Quang Du juga mengklaim bahwa menjadi tuan rumah Asian Games tidak akan meningkatkan pariwisata di Vietnam.

Pada 17 April 2014, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung secara resmi mengumumkan penarikan Hanoi sebagai tuan rumah. Ia menyebutkan ketidaksiapan dan resesi ekonomi sebagai alasan utama penarikan tersebut, mengatakan bahwa mereka menarik diri karena negara tidak mampu membayar pembangunan fasilitas dan tempat yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan acara ini. Banyak masyarakat Vietnam mendukung keputusan untuk mundur tersebut. Tidak ada penalti yang dikenakan untuk penarikan tersebut.

Penunjukan Jakarta dan Palembang
Setelah Hanoi mengundurkan diri, sebagai tuan rumah Asian Games XVIII, OCA menyatakan bahwa Indonesia, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab adalah kandidat yang paling mungkin untuk menjadi tuan rumah. Indonesia dianggap sebagai favorit, karena Surabaya merupakan runner-up dari tawaran sebelumnya, dan bersedia untuk melakukannya jika dipilih. Filipina dan India menyatakan minat mereka menjadi tuan rumah Asian Games XVIII, tetapi India gagal mengajukan tawaran karena gagal mendapatkan audiensi dengan Perdana Menteri Narendra Modi setelah diberi batas perpanjangan waktu oleh OCA.

Pada tanggal 5 Mei 2014, OCA mengunjungi beberapa kota di Indonesia yang mungkin bisa menjadi tuan rumah Asian Games, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Palembang, sementara Surabaya memutuskan untuk tidak menjadi tuan rumah Asian Games dan sebaliknya berfokus pada tuan rumah Asian Youth Games pada tahun 2021.[19] Pada tanggal 25 Juli 2014, dalam pertemuan di Kota Kuwait, OCA menunjuk Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games XVIII dengan Palembang sebagai tuan rumah pendukung. Jakarta dipilih karena telah dilengkapi dengan sarana olahraga, jaringan transportasi yang memadai, dan fasilitas lain seperti hotel dan penginapan untuk tamu.[20] Penjadwalan pertandingan Asian Games, diubah dari tahun 2019 menjadi tahun 2018, karena pada tahun 2019 akan diselenggarakan pemilihan presiden. Pada tanggal 20 September 2014, Indonesia menandatangani kontrak tuan rumah, dan selama upacara penutupan Asian Games 2014 di Incheon, Indonesia ditunjuk secara simbolis oleh OCA untuk menjadi tuan rumah Asian Games berikutnya.

Pemasaran
Sponsor
[tampilkan]Sponsor Pesta Olahraga Asia 2018
Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) telah menyetujui kesepakatan sponsor dengan sejumlah perusahaan (lihat tabel). Para sponsor dibagi dalam 5 kategori level sponsorship. Perusahaan-perusahaan ini secara kumulatif menyediakan pendanaan senilai Rp 1,8 triliun, termasuk di dalamnya enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang turut terlibat dalam kerja sama sponsorship dengan nilai mencapai Rp 500 miliar.

Logo, maskot, dan medali

Maskot Asian Games 2018, dari atas ke bawah: Bhin-Bhin (cenderawasih), Atung (rusa Bawean), dan Kaka (badak bercula satu).
Logo yang pertama yang diluncurkan pada tanggal 9 September 2015 mengambarkan cenderawasih, spesies burung langka di Indonesia. Drawa, personifikasi cenderawasih, diresmikan sebagai maskot oleh wakil presiden Jusuf Kalla pada tanggal 26 Desember 2015. Namun, setelah munculnya kritik dari masyarakat atas desain maskot dan logo yang kuno dan tidak menarik, penyelenggara menarik kembali maskot dan logo yang telah diluncurkan dan memerintahkan Badan Ekonomi Kreatif untuk merevisi desain logo tersebut.




Pada tanggal 28 Juli 2016, logo dan maskot baru diresmikan oleh Badan Ekonomi Kreatif, Komite Olimpiade Indonesia, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Logo baru ini didasarkan pada desain atap Stadion Gelora Bung Karno yang dibangun untuk Asian Games 1962 di Jakarta, dengan delapan jalur yang mengarah ke stadion, lambang Dewan Olimpiade Asia sebagai matahari bersinar sebagai cerminan Energi Asia yang bersinar di seluruh Asia.

Maskot baru mencerminkan keberagaman Indonesia dengan tiga hewan dari berbagai daerah di Indonesia. Nama maskot terilhami dari semboyan negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika. Maskot cendrawasih bernama Bhin Bhin—berasal dari suku kata pertama kata "Bhinneka"—mengenakan rompi dengan motif tradisional Asmat dari Papua dan melambangkan strategi. Maskot rusa Bawean bernama Atung—berasal dari suku kata pertama kata "Tunggal"—mengenakan sarung batik parang dan melambangkan kecepatan. Maskot badak bercula satu bernama Kaka—berasal dari suku kata terakhir kata "Ika"—mengenakan motif bunga dari Songket Palembang dan melambangkan kekuatan. Keduanya (logo dan maskot) didesain oleh Feat Studio dari Indonesia.

Pada Juli 2018, Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC) merilis desain medali ke publik, menampilkan logo Asian Games dan motif batik dari seluruh wilayah Indonesia, mencerminkan keragaman budaya Indonesia dan persatuan mereka. Selain keragaman budaya, motif batik tersebut juga mencerminkan keragaman etnis, agama, dan komunitas ras Asia yang berpartisipasi dalam Asian Games ke-18.

Prangko
Pos Indonesia menerbitkan dua penerbitan benda-benda filateli lainnya berkenaan dengan Pesta Olahraga Asia 2018. Penerbitan prangko bertema Pesta Olahraga Asia ini merupakan kali kelima bagi Pos Indonesia setelah Pesta Olahraga Asia 1951 New Delhi, Pesta Olahraga Asia 1962 Jakarta, Pesta Olahraga Asia 1994 Hiroshima, dan Pesta Olahraga Asia 1998 Bangkok. Penerbitan pertama terbit pada 18 Januari 2018, tetapi peluncuran penerbitan ini baru dilaksanakan pada 15 Februari 2018. Peluncuran penerbitan ini dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Kepala Regional 4 Jakarta Pos Indonesia, Pupung Purnama. Benda-benda filateli dalam penerbitan pertama adalah selembar lembaran mini (LM) mengandung 2 set prangko (18 keping prangko) yang dicetak sebanyak 40.000 lembar, 2 keping carik kenangan (CK) yang dicetak sebanyak 15.000 set, set sampul hari pertama (SHP) mengandung 2 SHP yang dicetak sebanyak 1.500 set, dan set kemasan edisi khusus mengandung 2 kemasan yang dicetak sebanyak 2.000 set. Semua benda filateli dapat dijumpai di kantor pos besar di seluruh Indonesia terkecuali set kemasan edisi khusus yang hanya dijual di Jakarta dan Palembang.

Penerbitan terakhir terbit pada 18 Agustus 2018. Penerbitan ini merupakan penerbitan terbatas. Perancang prangko pada penerbitan terakhir adalah tiga pemenang lomba rancangan yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Refrensi:https://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia_2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengaruh Jejaring Sosial pada Remaja

Pengaruh Jejaring Sosial pada Remaja Media sosial seakan sudah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja. Remaj...